Laskar Pelangi
(Andrea Hirata)
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu—bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
"Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia: pendidikan."
Sang Pemimpi : Buku Kedua dari Tetralogi Laskar Pelangi
(Andrea Hirata)
* Novel yang menggugah semangat
Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah yang memesona dan akan membuat anda percaya diri pada tenaga cinta, percaya pada kekuatanmimpi dan pengorbanan. Lebih dari itu akan membuat anda percayakepada Tuhan. Andrea akan membawa anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran dimana anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.
Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa anda sadari, kisah karakter - karakter dalam buku ini lambat laun menguasai anda.Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan anda pada rasa humor yang halus tetapi memiliki efek filosofis yang meresonansi. Arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini, Arai dan ikal, akan menuntun anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik. Dengan begitu, anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, juga menolak semua keputusan dan ketakberdayaan.
Edensor : Buku ketiga dari Tetralogi Laskar Pelangi
(Andrea Hirata)
Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengahn kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga, meyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing, Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh tarbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggentarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup!Ingin merasakan saripati hidup!
Totto-Chan : Gadis Cilik di Jendela
(Tetsuko Kuroyanagi)
Ibu Guru menganggap Totto chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto chan dikeluarkan dari sekolah. Mama pun mendaftarkan Totto chan ke Tomoe Gakuen. Totto chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yng dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali kan? Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.
0 komentar:
Post a Comment